Berita Penembakan Polisi 7 Fakta Penembakan Bripka Sukardi

Berita Penembakan Polisi | 7 Fakta Penembakan Bripka Sukardi - Lagi dan lagi penembakan terhadap polisi di republik ini terjadi. Setidaknya dalam tiga bulan terakhir ini, sudah lima polisi yang menjadi korban penembakan misterius. Terbaru, seorang polisi berpangkat Brigadir Polisi Kepala (Bripka) bernama Sukardi yang menjadi korban penembakan oleh empat orang tak dikenal pada, Selasa (10/9/2013).

Dari beberapa fakta yang lansir detik.com, menunjukan bahwa ada keterkaitan motif dengan peristiwa penembakan polisi sebelumnya. Berikut beberapa fakta penembakan Bripka Sukardi.

1. Pelaku Berjumlah 4 Orang

Polisi terus melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan yang menyebabkan meninggalnya Bripka Sukardi. Sementara, diduga pelaku berjumlah empat orang.

"Pelaku menurut keterangan saksi, berjumlah empat orang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto.

Keempat pelaku diduga mengendarai dua buah sepeda motor. Salah satunya menggunakan motor Yamaha Vixion berwarna merah.

2. 3 Selongsong Peluru Ditemukan

Polisi menemukan tiga selongsong peluru di lokasi penembakan Bripka Sukardi. Polisi langsung melakukan olah TKP di depan Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9) malam.

Senjata yang digunakan pelaku untuk menembak Bripka Sukardi diduga jenis pistol. Senjata itu bukan senpi rakitan atau revolver.

3. Pistol Kaliber 9 mm

Senjata yang digunakan pelaku untuk menembak Bripka Sukardi diduga jenis pistol. Senjata itu bukan senpi rakitan atau revolver.

"Kita belum tahu ya," kata Wakapolri Komjen Oegroseno.

Pelaku diduga menggunakan peluru yang sama dengan peristiwa penembakan di Pondok Aren. Ada 3 selongsong peluru kaliber 9 mm. "Ini senpi ilegal, bisa saja selundupan dari Filipina," bisik seorang perwira.

4. Pria Berjaket Merah yang Mengeksekusi

Pria berjaket merah diduga mengeksekusi Bripka Sukardi dari jarak dekat. Dia juga yang mengambil pistol Sukardi setelah korban tersungkur tak bernyawa.

Informasi yang dikumpulkan, Rabu (11/9/2013) dini hari, saat Bripka Sukardi melakukan pengawalan di depan 6 truk yang bergerak di depan Gedung KPK, Jl Rasuna Said, 2 motor bergerak mendekat.

2 Motor itu kemudian berhenti di depan Gedung KPK. Ada sebuah motor lain yang menempel motor Sukardi dan melepaskan tembakan. Sukardi tersungkur jatuh.

Motor penembak itu berlalu. Tak lama, 2 motor yang menunggu di depan Gedung KPK mendekat, salah seorang di antaranya turun. Pria berjaket merah dan memakai helm itu dengan berjalan kaki kemudian mendekati Sukardi yang sudah jatuh. Pria itu melepaskan tembakan ke arah Sukardi. Kemudian dia mengambil pistol Sukardi. Dengan tenang, pria berjaket merah itu kemudian kembali ke motornya dan pergi. Mereka semua bergerak ke arah Mampang.

5. Peluru dan Motif Sama dengan Penembakan Pondok Aren

Polisi telah mengidentifikasi peluru yang digunakan untuk menembak Bripka Sukardi. Jenis dan kalibernya ternyata sama dengan yang digunakan pelaku penembak polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.

"Peluru jenis dan kalibernya sama dengan di Pondok Aren," ujar Wakapolri Komjen Oegroseno di TKP.

6. Pistol Bripka Sukardi Diambil Pelaku

Diduga pelaku penembakan juga mengambil pistol milik Bripka Sukardi. Sumber di kepolisian mengatakan, pistol yang tersimpan di pinggang Bripka Sukardi tak ditemukan di posisinya. Sumber di polisi itu berkeyakinan, pistol itu diambil oleh pelaku penembakan.

Wakapolri Komjen Oegroseno belum bisa memastikan soal pengambilan pistol Bripka Sukardi. "Iya nanti di kroscek apakah senjata korban ini ada di rumah, namun indikasi korban memegang senjata api," jelasnya.

7. Mengawal 6 Truk

Bripka Sukardi sedang mengawal enam truk saat kejadian penembakan itu terjadi. Enam truk tronton tersebut diketahui mengangkut Elevator Part.

"Korban saat kejadian sedang mengawal 6 unit truk Tronton bermuatan Elevator Part," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto.

Itulah beberapa fakta penembakan Bripka Sukardi. Tidak menutup kemungkinan masih ada fakta-fakta terselubung lainnya dibalik kasus ini.

Posting Komentar